Sunday 31 January 2016

Kepada Kamu Calon Idola Baruku

Surat cinta yang pertama ini, ku kirimkan kepada kamu. Seseorang yang pertama kali ku temui dan bertemu untuk yang pertama kalinya di awal tahun 2016 ini.

Dear kamu si cowok idola,

Hai, apa kabar?

Ku harap kamu selalu sehat, bertambah sukses dan tidak lupa untuk bahagia.
Sudah sebulan berlalu selepas pertemuan pertama kita. Apakah kamu mulai merindukanku atau malah lupa sama sekali jika kita pernah bertemu.

Aku juga berharap pertemuan kemarin bukan menjadi pertemuan pertama dan terakhir kita, karena aku menantikan pertemuan kedua, pertemuan ketiga dan pertemuan selanjutnya.

Pada awalnya aku tidak terlalu memperhatikanmu, aku bahkan tidak tahu kalau kamu termasuk kategori "cowok yang diidolakan" oleh banyak kaum hawa. Kenapa aku beranggapan seperti itu? Sebab setelah pertemuan kita, aku mengunggah foto-foto kita di facebook dan menandai kamu. Setelah beberapa saat akun facebookku menerima beberapa permintaan teman, semuanya perempuan dan mempunyai teman yang sama dengan dirimu. Menarik bukan? Tentu saja aku kaget, dan juga tersenyum geli ketika tahu apa alasan mereka meminta pertemanan denganku. Bahkan hingga saat ini aku dan mereka belum ada melakukan interaksi di facebook. :D

Aku hanya tahu bahwa kamu seseorang dari sekian banyak orang yang juga mempunyai hobi yang sama denganku, yang mempunyai minat yang sama denganku. Tapi siapa yang bakal menduga kalau kamu ternyata adalah seorang idola. Soalnya sikap ramah dan suka merendah yang kamu tunjukkan ketika kita bertemu tidak cukup untuk menyakinkanku bahwa kamu adalah idola. :p

Kalau aku tahu sejak awal kamu adalah idola, aku tidak akan segan-segan untuk pasang pose berdua kamu sesering mungkin. Jadi nanti aku bisa pamerkan kepada para penggemarmu. Pasti aku akan lebih terkenal lagi, nih. Tapi aku belum siapa untuk terkenal. 8)

Tapi bagiku tidak peduli siapa pun kamu, aku berterima kasih karena sudah mau menjadi temanku. Aku juga berterima kasih sudah mau meluangkan waktumu untuk menemui dan menemaniku yang bukan siapa-siapa ini. Terima kasih atas sikap ramahmu, terima kasih telah membuat aku nyaman bersamamu. Ku harap kamu selalu bisa menjaga sikap itu, karena aku selalu ingin merasakannya kembali. ^_^

Sekarang, setelah pertemuan pertama kita itu, aku mulai mencari-cari tahu tentang dirimu. Istilah kerennya stalker, ah kamu pasti tahu istilah itu. Ternyata ada banyak hal yang tidak ku ketahui tentang dirimu. Ternyata aku bukan teman yang baik, ya? Tapi aku beruntung mengenalmu, aku berterima kasih kepada Allah karena mengenalkanku kepadamu. Semoga kamu tidak malu mempunyai teman sepertiku, cewek pea dan tidak peka.. -_-"

Aku jadi belajar banyak hal atas pertemuan kita dan fakta-fakta menyangkut dirimu yang baru ku ketahui baru-baru ini. Aku salut dan bangga padamu, tetaplah berkarya dan jangan lupa bahagia ya. Suatu saat nanti, apabila kita bertemu kembali kamu harus benar-benar bisa menjadi idolaku. Aku menantikan saat itu.

Calon penggemarmu yang baru,

Salam Magic - @pipit_tanjung

Friday 29 January 2016

7 hal yang ingin saya lakukan sebelum seperempat abad hidup di dunia

Usia 25 tahun sering dianggap sebagai penanda kedewasaan seseorang. Pijakan baru bagi mereka agar lebih bisa bersifat dewasa. Seperempat abad hidup di dunia ini, diharapkan bisa membuat  seseorang cukup bijak untuk menanggapi segala peristiwa atau kejadian yang terjadi di sekitarnya. Pada usia perak ini pula banyak orang-orang merasa bahwa hidup mereka "benar-benar dimulai".

Saya pun seperti kebanyakan orang, sebelum mencapai umur tersebut saya sudah menargetkan beberapa hal yang ingin saya lakukan, ada beberapa diantaranya sudah berhasil saya lakukan. Sebagian sedang dalam proses dan sisanya belum bisa saya lakukan. Saya harap semoga semuanya bisa saya lakukan sebelum umur saya genap seperempat abad.

Nah berikut akan saya beri tahu hal-hal yang harus saya lakukan sebelum berumur genap seperempat abad,

1. Merantau dan hidup mandiri

Saya selalu iri dengan teman-teman sebaya yang sekolah maupun kuliah di kota lain. Karena dari saya dilahirkan hingga sekarang, saya hanya berkutat di daerah ini. Tidak kemana-mana, sungguh membosankan. Saya merasa seperti katak dalam tempurung, setiap tahun hanya mendengarkan kisah-kisah hebat teman-teman dalam perantauan dengan ekspresi wajah yang tidak dapat diungkapkan. Terlebih setelah saya banyak membaca, keinginan untuk merantau itu bertambah kuat.

"Orang yang berilmu  dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman, tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang. (Imam Syafi'i)"

Penggalan syair dari Imam Syafi'i membuat saya tersindir, saya harus merantau. Tekad bulat itu sudah saya kukuhkan ke dalam hati. Tapi hal ini belum bisa saya lakukan, mungkin sebab saya anak perempuan. Orang tua saya pun tampak enggan untuk melepas saya pergi ke perantauan. Tapi saya percaya akan tiba masanya dimana saya bisa melakukan hal ini. ^_^

2. Travelling sendirian

Karena merantau masih mustahil untuk saya lakukan, maka saya membuat pilihan lain selain merantau. Yaitu travelling, jalan-jalan. Untuk yang ini, pada waktu saya masih kuliah susah sekali untuk mendapatkan izinnya dari orang tua. Bahkan ketika saya ingin ke kota sebelah yang bisa ditempuh dengan 30 menit menggunakan motor dengan kecepatan normal, saya harus diantar. Saya tidak diperbolehkan pergi sendirian, betapa menyedihkan. Padahal teman-teman saya berkendara sendirian. Maka tidak heran jika pada saat itu saya dianggap "anak mami". Tapi saya paham, semua itu karena orang tua sayang kepada saya. Orang tua tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak gadisnya yang tidak pernah melihat dunia luar ini.

Setelah saya menempuh usia seperlima abad, izin untuk bertravelling mulai mudah untuk saya kantongi. Travelling pertama saya dimulai dari kota Bukit Tinggi, disusul ke Kota Padang dan baru-baru ini saya mengunjungi Jakarta, Bogor dan Yogyakarta. Tapi itu belum cukup, saya akan terus melanjutkan travelling saya walau umur saya nanti sudah lewat dari seperempat abad.

" We travel not to escape life but for life not to escape us" (Anonymous)

" Once a year, go someplace you've never been before" (Anonymous)

3. Punya pekerjaan atau mata pencaharian tetap

Nah, untuk menunjang dua keinginan saya yang di atas maka saya harus mempunyai pekerjaan atau mata pencaharian tetap. Tidak mungkin saya minta orang tua lagi, sudah waktunya saya yang memberi mereka sekarang. Dan alhamdulillah untuk yang satu ini sudah berhasil saya lakukan. Saya sudah punya pekerjaan tetap. ^_^

"Saya telah mempelajari pria-pria besar dan wanita-wanita terkenal, dan saya menemukan bahwa mereka yang mencapai puncak keberhasilan adalah mereka yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di hadapan mereka dengan segenap tenaga, semangat dan kerja keras. ( Harry S. Truman)

4. Menabung atau investasi

Oke, saya sudah punya pekerjaan tetap. Maka sekarang saatnya saya memikirkan masa depan, salah satunya dengan menabung atau berinvestasi. Untuk menabung saya menggunakan metode the power of Rp.20.000 yang sedang populer saat ini. Dan untuk investasi saya menggunakan logam mulia. Mudah-mudahan hasilnya bisa mensejahterakan keluarga saya kelak.

"Menabunglah untuk masa depanmu, karena anda akan kewalahan jika anda hanya mengandalkan gaji pekerjaan kelak"

"Tabungan yang tak bergerak akan menghilang atau menyusut. Tabungan yang bergerak akan semakin bertambah seiring dengan waktu"

5. Membuat orang tua bangga dan bahagia karena mempunyai saya

Hal yang saya benci ketika bertambah besar adalah orang tua saya juga menjadi bertambah tua. Dulu ketika saya masih kecil apapun keinginan dan kebutuhan saya selalu diusahakan agar terpenuhi oleh mereka. Saya tahu itu bukan hal yang mudah bagi mereka, karena mereka bukan orang tua yang mempunyai pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Tapi demi agar dapat melihat anaknya yang mempunyai barang seperti teman-temannya, mereka selalu mengupayakannya. Awalnya saya senang, tapi setelah cukup berumur dan bisa berpikir bahwa semua yang dilakukan orang tua saya salah. Maka mulai menolak dan mengatakan kepada mereka bahwa saya baik-baik saja walaupun tidak mempunyai barang-barang itu asalkan saya punya mereka.

Karena no 3 dan no 4 sudah saya lakukan, maka saya bisa sedikit membantu perekonomian keluarga. Saya tahu ini bukan hal yang mudah, karena arti bahagia bukan mengenai ekonomi. Saya masih harus terus berjuang untuk membuat orang tua saya bangga dan bahagia karena mempunyai saya.

"Bahagiakan orang tua anda, itulah salah satu target utama manusia-manusia sukses dimasa depan"

"Kebahagiaan orang tua adalah tolak ukur kesuksesan anda sebagai seorang anak"

6. Sekolah lagi atau mempelajari hal-hal baru

Apabila kelak tabungan saya cukuo, saya berencana akan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi. Itu mimpi terbesar saya, kuliah di luar negeri. Kedengarannya keren bukan?

Tapi karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan maka saya mengalihkan keinginan tersebut untuk terus belajar mengenai hal-hal baru. Saya mulai belajar memasak, mencoba resep-resep "yang sepertinya mudah" yang saya temukan di internet. Mencoba segala macam diy yang saya lihat di internet. Belajar bahasa-bahasa baru, seperti bahasa daerah atau bahasa luar negeri. Siapa tahu berguna ketika saya travelling kelak. :D

"Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup selamanya" (Mahatma Gandhi)

"Seseorang yang berhenti belajar dalah orang yang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorangyang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda" (Hendry Ford)

7. Selalu menjaga kesehatan

Ini kedengarannya sepele, tapi bagi saya ini yang terpenting. Apabila saya tidak menjaga kesehatan, maka saya akan jatuh sakit. Jika saya sakit maka saya tidak akan bisa bekerja. Jika saya tidak bisa bekerja, saya tidak mendapatkan gaji. Jika saya tidak mendapatkan gaji, bagaimana saya menabung? Jika saya tidak menabung, bagaimana saya bisa travelling? Jika saya sakit, maka saya akan membuat sedih orang tua saya. Maka saya selalu menjaga kesehatan saya, menjaga tubuh saya agar tidak jatuh sakit.

"Kesehatan akan menjadi salah satu investasi terpenting anda. Investasikanlah waktu, tenaga dan uang anda padanya"

Yak, itu tadi 7 hal yang ingin saya lakukan sebelum seperempat abad hidup di dunia. Mungkin kamu juga mempunyai hal-hal yang ingin kamu lakukan sebelum berumur seperempat abad? Ayo sharing!  :)

Salam Magic - @pipit_tanjung

Saturday 23 January 2016

Tips Sabar Menghadapi Laskar Tuyul

Laskar Tuyul yang saya ceritakan disini bukan tentang pasukan dedemit bocah yang hobi mencuri uang itu. Bukan!

Laskar Tuyul yang bakal saya ceritakan ini adalah sekelompok bocah-bocah unyu, menggemaskan dan cukup bandel yang saya didik di sebuah sekolah Taman Kanak Kanak.

Saya mengajar di Taman Kanak Kanak Kasih Ibu Rimbo Bujang, sebuah kecamatan kecil di kabupaten Tebo, provinsi Jambi. Mungkin itu terdengar cukup asing bagi kalian, untuk lebih jelasnya kalian bisa cek google.
Kurang lebih sudah enam tahun saya berkecimpung di dunia pendidikan ini. Ada banyak cerita seru dan unik, tentu saja juga ada cerita haru dan cerita yang membuat sebal.

Tapi kita tidak akan jauh-jauh dari judul blog kali ini. Kamu tahu, menghadapi tuyul-tuyul unyu ini bukan perkara yang mudah. Mereka cenderung egois, ingin ingin jadi pusat perhatian dan juga tidak mau kalah dengan yang lainnya. Kalau kamu ingin memberi sesuatu kepada salah satu diantara mereka, saya sarankan jangan memberi pada saat mereka sedang berkumpul. Berilah pada waktu khusus, beri pada event-event tertentu. Misalnya ulang tahun atau ketika dia juara. Kalau tidak seperti itu, kalian akan diburu oleh teman-teman dia yang lain yang menuntut hal yang sama. :D

Kamu harus punya banyak simpanan rasa sabar dalam menghadapi mereka. Maka saya akan memberikan tips sabar menghadapi mereka, siapa tahu ini akan berguna jika kelak kalian mengajar mereka juga atau minimal untuk menghadapi anak kalian kelak.

Yang pertama, selalu dengarkan apa yang mereka katakan. Walaupun itu hal jelek dan membanggakan bagi mereka, tetap dengarkan. Jangan pernah potong pembicaraan mereka. Cukup pasang wajah terpesona dan ingin tahu seperti yang sering mereka lakukan kalau mendengar cerita kita. Ketika mereka sudah selesai bercerita, baru beri tanggapan. Puji cerita atau tingkah-tingkah baik dalam cerita yang mereka ceritakan. Jelaskan tentang hal-hal jelek dalam cerita mereka serta beri sedikit nasehat yang tidak terlalu menekan.

Kedua, jangan pernah malu untuk bermain bersama mereka. Entah bermain ayunan, perosotan, petak umpet atau bahkan layang-layang dan balap lari  sekalipun. Karena bagi mereka, ketika kita mau diajak bermain bersama mereka kita telah menjadi bagian dari mereka. Saya pernah melakukan semua permainan itu bersama mereka, dan besoknya mereka selalu mengajak saya bermain bersama mereka. Dan ada beberapa pendapat yang mengatakan jika kalian selalu bermain dan bersama anak-anak kalian akan terlihat awet muda. Kamu percaya? Saya percaya!

Ketiga, selalu ikut bergabung dalam setiap kegiatan pembelajaran mereka dan berikan hasil terbaik kita. Misal, ketika belajar prakarya menjahit boneka atau menempel hingga membentuk gambar hewan, kamu juga harus wajib ikutan dan membuat prakaryamu sendiri. Jadi dengan itu mereka juga akan mencontoh agar bisa membuat prakarya mereka sendiri tanpa bantuan orang lain.

Maka hal yang keempat pun mudah untuk dilakukan, jadilah teman mereka, karena teman lebih dari apapun. Bahkan kalian akan tahu tentang rahasia-rahasia kecil mereka yang bahkan mereka sembunyikan dari orang tua mereka.

Jika keempat hal itu sudah kalian kuasai, maka saya jamin kalian tidak akan pernah sanggup marah kepada mereka. Dan mereka juga tidak akan pernah mau membuat kalian jengkel, karena mereka akan takut kehilangan kalian. Nah, pada saat itulah kalian bisa menanam budi pekerti dan pemahaman yang baik pada mereka. Mereka akan melaksanakan perintah dan mematuhi segala ucapan kalian kerena mereka mempercayai kalian lebih dari apapun.

Tapi yang saya sarankan diatas memang tidak 100% berhasil pada setiap anak. Ada segelintir anak yang tetap saja bikin gregetan, maka yang harus kamu lakukan adalah mendekatinya. Tanyakan apa masalah mereka sehingga melakukan ini dan itu. Biasanya mereka akan enggan menjawab, tapi jangan menyerah. Ganti pertanyaan dengan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Maka semuanya akan bisa terselesaikan  dengan baik. ^_^

Anak-anak tidak pandai mendengarkan orang tua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru mereka - James Baldwin

You can learn many things from children. How much patience you have, for instance. ( Kamu dapat belajar banyak hal dari anak-anak. Misalnya, seberapa sabar dirimu.) - Franklin P. Jones